Monday, September 28, 2015

Investasi Reksadana

Bagaimana cara investasi reksadana? Nah tuh, jadi gak sabar kan? Reksadana jelas merupakan pilihan baik untuk mulai berinvestasi di pasar modal dengan mudah tanpa harus mencari modal besar. Mulai dengan Rp100 ribu Anda sudah bisa bernivestasi. Saking mudahnya Reksadana telah menjadi menjadi pilihan investasi populer berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, petani, ibu rumah tangga, karyawan swasta, PNS, sampai pengusaha besar. Daya tarik utama Reksadana tentulah karena kemudahan bertransaksi dan tingkat keuntungan (return) yang jauh melebihi tabungan dan deposito.


Jadi Reksadana adalah…

Reksadana ada dasarnya merupakan media investasi kolektif. Dikatakan kolektif karena uang masyarakat dikumpulkan secara kolektif oleh perusahaan pengelola investasi (Manajer Investasi – MI). Uang Anda kemudian ditanamkan tidak ke dalam satu saham saja tetapi sejumlah instrument investasi (saham, deposito, obligasi dll) pada berbagai perusahaan dan bisnis yang berbeda pula. Dengan demikian, masing-masing produk reksadana memiliki beberapa tempat berinvestasi yang berbeda, sesuai jenis produk tersebut. Dengan kata lain, reksadana dapat menjadi cara praktis berinvestasi saham di banyak perusahaan sekaligus, dengan modal minim.

Karena saham merupakan bentuk kepemilikan suatu bisnis, maka saat berinvestasi di reksadana saham, masyarakat juga sekaligus sudah memiliki bisnis, sesuai dengan penempatan investasasi reksadana yang dibelinya. Misalnya saat Anda membeli reksadana yang menanamkan saham di PT Astra International, PT Indofood, PT Telkom, PT Bank Mandiri…dst, maka Anda sebagai investor sebetulnya sudah ikut memiliki dan menikmati potensi keuntungan dari perusahaan-perusahaan tersebut.

Menabung, Reksadana atau Beli Saham Sendiri?

Seperti dijelaskan di atas, menabung saat ini tidaklah menarik untuk tujuan investasi karena tingkat pengembalian (return) yang rendah, bahkan lebih rendah dari rata-rata inflasi tahunan. Tabungan semata bermanfaat untuk menyimpan uang, bukan untuk berinvestasi. Sementara untuk bertransaksi saham, tidak semua orang memahaminya atau memiliki waktu untuk melakukan analisa. Pada saat berinvestasi saham, nasib investasi Anda ditentukan oleh nasib perusahaan yang Anda beli sahamnya.

Sementara dalam investasi reksadana, investor tidak perlu repot karena semua ditangani oleh perusahaan Manajer Investasi (MI). Nah, perusahaan Manajer Investasi (MI) sendiri merupakan perusahaan pengelola investasi yang mendapat izin resmi dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk mengumpulkan dan menginvestasikan uang masyarakat.Daftar lengkapnya ada di sini: Daftar Manajer Investasi resmi yang Disetujui Pemerintah.

Dana yang tertanam di reksadana tersebar di berbagai instrumen investasi, sehingga resiko dan keuntungannya ditentukan oleh banyak faktor. Misalkan produk reksadana yang Anda beli menanamkan dananya di 20 perusahaan yang berbeda, maka ketika nilai saham salah satu 2 atau 3 perusahaan diantaranya turun, Anda tidak perlu terlalu kuatir karena kemungkinan nilai ‘saham’ Anda di belasan perusahaan lainnya nilainya tetap atau malah naik.

Selain itu, reksadana memungkinkan Anda mulai berinvestasi saham dengan nilai nominal kecil. Dulu membuka investasi reksadana diperlukan dana ratusan juta rupiah. Akan tetapi saat ini, pemerintah mendorong masyarakat berinvestasi. Mulai dengan dengan Rp100ribu, Anda sudah bisa mulai berinvestasi reksadana, sekaligus berinvestasi di banyak perusahaan.


Lalu apa saja kelebihan investasi reksadana?

Ada beberapa alasan yang membuat reksadana cocok menjadi pilihan investasi semua orang:
Modal kecil. Dengan Rp100 ribu saja Anda sudah bisa membuka investasi reksadana. Selanjutnya Anda bisa menambah dan memperbesar investasi sesuai dana yang ada ataupun diselaraskan dengan tujuan investasi yang ingin dicapai. Dengan modal sekecil ini, siapapun bisa memiliki investasi reksadana, termasuk ibu rumah tangga, mahasiswa, PNS, karyawan, artis, sampai kalangan profesional.
Potensi hasil yang tinggi dalam jangka panjang sehingga sangat cocok untuk menjadi instrumen mempersiapkan masa pensiun, menyiapkan dana pendidikan anak, dan berbagai rencana sejahtera lainnya.
Mudah dicairkan. Reksadana hampir mirip dengan tabungan sehingga mudah dicairkan setiap saat. Uang akan masuk ke rekening bank investator maksimum 7 hari kerja sejak penarikan.
Mudah dipantau dari manapun. Anda dapat melihat naik turunnya nilai investasi reksadana Anda setiap saat di media massa atau lewat handphone dan komputer secara online. Hal ini tentu sangat baik bagi PNS atau karyawan yang sering berpindah tugas. Investasi dapat dilakukan dan dipantau dari segala pelosok.
Lebih aman. Resiko lebih tersebar karena dana investasi tidak ditanamkan di satu perusahaan saja, melainkan di sejumlah perusahaan dan jenis investasi yang berbeda sesuai kebijakan investasi produk reksadana tersebut. Dengan demikian penurunan nilai saham suatu perusahaan misalnya, tidak akan terlalu mempengaruhi nilai investasi kita karena bisa saja perusahan lainnya justru mengalami kenaikan nilai saham. Selain itu, dana investasi yang disetor tidak dipegang langsung oleh perusahaan manajer investasi melainkan dititipkan di rekening bank khusus, yang disebut bank kustodian. Uang ini pun tidak dicatat sebagai asset perusahaan manajer investasi ataupun bank kustodian, sehingga jika perusahaan atau bank tersebut bangkrut, uang investor tetap aman.
Dikelola oleh pihak profesional. Berinvestasi reksadana berarti menanamkan duit dalam usaha-usaha produktif, sebagiamana layaknya berinvestasi saham, obligasi dan sebagainya. Hanya saja, Anda tidak perlu repot menganalisa pasar, membaca potensi bisnis dan sebagainya. Semua itu dilakukan oleh manajer investasi yang legal dan berizin resmi selaku pengelola dana Anda.

Jenis-jenis Reksadana

Selain pertimbangan potensi keuntungan, Anda juga sebaiknya mengenal potensi resiko berdasarkan kategori reksadana. Secara umum terdapat 4 jenis reksadana. Keempatnya dibedakan atas komposisi tempat menanamkan uang yang dikumpulkan dari masyarakat. Jenis reksadana juga sekaligus menggambarkan potensi keuntungan dan resikonya.
Reksadana Pasar Uang (RDPU). Reksadana jenis ini merupakan reksadana dengan resiko terendah karena penempatan dana investasi juga memilih media pasar uang yang relative stabil seperti deposito dan surat utang dibawah 1 tahun. Tingkat pengembaliannya cukup kecil sekitar 7% setahun. Karenanya produk ini biasanya dilakukan oleh mereka yang ingin berinvestasi jangka pendek (kurang dari 3 tahun).
Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT). Potensi keuntungan reksadana ini sedikit lebih tinggi dibandingkan RDPU, yaitu sekitar 10% per tahun dengan asumsi investasi jangka menengah (sekitar 3 tahun). Demikian juga resikonya sedikit lebih tinggi karena investasi umumnya ditanamkan dalam Surat Utang Negara (SUN) obligasi (pemerintah maupun swasta).
Reksadana Campuran (RDC). Reksadana ini disebut campuran karena dana masyarakat diinvestasikan dalam saham dan obligasi. Biasanya investasi ini cocok bagi mereka yang ingin berinvestasi saham tetapi masih belum berani melihat fluktuasi saham yang naik turun, kadang bikin jantungan. Karenanya banyak yang menyarankan bahwa reksadana campuran cocok untuk tujuan investasi jangka menengah (3 – 5 tahun). Meskipun demikian potensi pengembalian RDC bisa mencapai 20% pertahun dengan asumsi investasi jangka panjang (lebih 10 tahun).
Reksadana Saham (RDS). Ini merupakan jenis produk reksadana dengan potensi keuntungan yang sangat tinggi, di atas 20% setahun (jangka waktu investasi >10 tahun). Akan tetapi resikonya juga cukup besar sesuai dengan fluktuasi saham. Bagi Anda yang berani mengambil resiko dan mengharapkan keuntungan besar, disinilah letak investasi Anda. Walaupun RDS diinvestasikan dalam saham, resikonya tetap lebih rendah dibandingkan jika membeli saham perusahaan langsung. Karena sekali lagi produk reksadana, dalam hal ini RDS, menginvestasikan uang nasabah dalam sejumlah saham perusahaan yang berbeda, bukan hanya 1 perusahaan.

Dari berbagai produk tersebut, terdapat juga produk reksadana syariah yaitu produk-produk reksadana yang menanamkan investasi dalam saham atau instrumen investasi yang disesuaikan dengan syariah Islam.

Nah, bagaimana memilih reksadana yang terbaik dan pas untuk Anda? Silahkan baca di artikel:Memilih Reksadana Terbaik..

Bagaimana Memantau Perkembangan Investasi Saya?

Nilai reksadana dinyatakan dalam poin dan NAV (net asset value) / NAB (nilai asset bersih). Sebuah produk reksadana yang baru diluncurkan umumnya memiliki harga Rp1.000/poin. Jika Anda punya Rp1 juta, berarti Anda bisa membeli 1000 poin. Tetapi bila harga produk tersebut sudah Rp1.500/poin, tentu Anda hanya bisa membeli 666,67 poin.

Keuntungan Anda nantinya dihitung dari naik turunnya nilai poin ini. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa belilah Reksadana selagi murah (baru diluncurkan, atau karena harga saham lagi anjlok), dan jual pada saat NAV/NAB-nya sudah tinggi. Pergerakan NAV/NAB diawasi oleh berbagai pihak antara lain Bapepam LK dan Bank Indonesia, sehingga Anda tidak perlu kuatir keuntungan Anda dimanipulasi.

Anda dapat melihat perkembangan NAB atau NAV, yaitu harga setiap poin reksadana Anda di media massa ekonomi seperti Bisnis Indonesia setiap hari, atau secara online di website masing-masing MI atau beberapa penyedia info reksadana seperti Infovesta.com. Biasanya investor pun akan menerima laporan perkembangan investasi Anda setiap bulan melalui surat, disertai informasi dan analisis perkembangan ekonomi dan bisnis.

Info lebih lanjut bisa dibaca di: Cara Melakukan Pembelian Reksadana

Beberapa hal yang perlu Anda ingat:
Investasi reksadana disarankan untuk investasi minimal 3 tahun agar Anda bisa menikmati imbal hasil yang lebih baik. Jika Anda membutuhkan dana dalam jangka waktu setahun, sebaiknya pilih reksadana pendapatan tetap atau investasi deposito. Namun ingat bahwadeposito berbeda dengan tabungan.
Tanyakan seluruh biaya-biaya yang timbul dari produk yang Anda minati. Misalnya biaya saat pembelian atau penjualan investasi Anda. Masing-masing produk memberikan tarif biaya yang berbeda, sekitar 0 – 2%.
Kebanyakan bank merupakan agen reksadana. Namun ingat bahwa, tidak semua produk reksadana tersedia di bank. Bisa jadi produk terbaik yang sesuai dengan kebutuhan Anda, tidak dijual di bank yang Anda datangi. Karena itu, ketahui dahulu: Cara memilih reksadana terbaik.
Sebagaimana semua jenis investasi lainnya, reksadana juga mengandung resiko dan potensi keuntungan. (Baca juga: Menimbang resiko reksadana).

Setelah membaca artikel ini dan link-link terkait sebetulnya Anda sudah siap berinvestasi. Bila masih ada yang kurang jelas, silahkan sampaikan lewat kolom komentar di bawah ini atau juga Anda bisa menghadiri pelatihan-pelatihan reksadana yang kami adakan.



Bagaimana Memilih Reksadana yang Terbaik untuk Pemula?

Oke, di poin ini kami harap Anda sudah menetapkan tujuan investasi, apakah untuk jangka pendek (1 atau 2 tahun), menengah (up to 5 tahun), atau jangka panjang (di atas 5 tahun). Misalnya kalau Anda ingin berinvestasi untuk biaya anak yang akan masuk kuliah 3 tahun lagi, maka itu termasuk investasi jangka menengah. Sementara bila ingin mengumpulkan dana untuk membeli rumah 7 tahun mendatang, maka tujuan Anda dapat disebut tujuan investasi jangka panjang.

Yang tidak kalah penting adalah kenali profil resiko Anda. Apakah Anda tipe orang yang terlalu hati-hati ataukah tipe pemberani mengambl resiko. Cara mengukurnya kurang lebih sederhananya begini: Jika nilai investasi turun Rp 50 ribu, Anda langsung pusing tujuh keliling, update status lebay dll, maka Anda termasuk orang yang tak berani mengambil resiko. Akan tetapi bila nilai investasi turun Rp1 juta dan Anda bisa nyantai aja karena tahu bahwa investasi berpotensi naik lebih tinggi lagi, maka Anda termasuk orang yang beranimengambil resiko. Sikap optimis memang perlu dalam berinvestasi.

Lalu apa kaitannya dengan investasi reksadana? Dalam dunia investasi apapun berlaku rumus: High risk high return, yang dapat diterjemahkan menjadi: Dalam investasi beresiko tinggi ada potensi keuntungan yang tinggi. Sebaliknya investasi yang beresiko rendah biasanya juga tidak memberi hasil yang memadai. Berdasarkan potensi resiko-return reksadana secara umum dikategorikan sebagai berikut:
Reksadana beresiko rendah, potensi return rendah: Reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap,
Reksadana beresiko sedang, potensi return sedang: Reksadana campuran,
Reksadana beresiko tinggi, potensi return tinggi: Reksadana saham.

Nah, sekarang mari kita pilih produknya. Sebagai pemula, kita bisa saja tidak tahu apa-apa tentang reksadana, dari mana mulai memilihnya. Bagaimana kalau kita lihat dulu semua produk reksadana yang ada di Indonesia saat ini. Info ini bisa ditemukan di media massa (contohnya: harian Bisnis Indonesia) atau online misalnya di infovesta.com. Di halaman depan Infovesta.com, agak turun sedikit ke bawah, Anda akan menemukan daftar produk reksadana saat ini, sebagaimana terlihat dalam gambar berikut:



Perhatikan di bagian atas ada tab kategori reksadana. Anda bisa membukanya satu persatu untuk melihat produk-produk yang ada. Di halaman ini kita bisa melihat info-infokinerja masing-masing reksadana mulai periode 1 hari, 1 bulan, 1 tahun, dan 3 tahun.Ada juga nilai aktiva bersih – NAB (harga per poin) tiap produk reksadana. Sebagai info, setiap produk reksadana yang baru terbit harganya (NAB) adalah Rp1000/poin. Plusnya lagi, infovesta memberi skor berupa tanda bintang untuk masing-masing produk. Skor tersebut bukan hanya berdasarkan analisa kinerja tetapi juga telah mempertimbangkan berbagai faktor yang lebih mendalam.

Nah, setelah tertarik dengan suatu produk reksadana, mari kita cari informasinya lebih lanjut. Tempat yang paling tepat untuk itu adalah di website manajer investasi penerbit reksadana tersebut sendiri, bukan di tempat lain. Untuk mencari website perusahaan penerbitreksadana tersebut, kita bisa google saja dengan memasukkan nama produk reksadananya. Biasanya nama produk reksadana juga sudah memuat nama perusahaan penerbitnya, jadi sudah bisa ditebak.

Selanjutnya bedah informasi lebih dalam di website manajer informasi tersebut. Cari tab “Produk” misalnya untuk melihat produk-produk reksadana yang diterbitkannya. Seharusnya nama produk reksadana yang Anda sedang minati akan segera muncul. Lalu baca prospektus (informasi lengkap) terkait produk reksadana yang Anda minati.

Prospektus reksadana seharusnya lengkap memuat hal-hal berikut:
Nama produk reksadana
Kinerja produk selama periode tertentu
Kebijakan investasi, menjelaskan tipe reksadana, kemana saja uang Anda akan diinvestasikan, apakah dalam bentuk saham, obligasi, pasar uang, dll serta kompisisinya. Jika dalam saham, dijelaskan juga nama-nama perusahaan dimana dana Anda akan diinvestasikan. Sstt..membeli reksadana saham, berarti Anda secara tidak langsung menjadi pemegang saham beberapa perusahaan sekaligus lho..
Bank kustodian, yaitu bank tersendiri untuk menampung dana investor.
Biaya-biaya reksadana
Ketentuan tatacara pembelian dan penjualan.
Bank dan agen penjual tempat Anda bisa melakukan pendaftaran dan pembelian reksadana. Anda bisa menghubungi mereka untuk berkonsultasi lebih lanjut.
Nomor kontak dan alamat manajer investasi. Sama dengan agen penjual, mereka dapat meberikan informasi apapun yang Anda minta, termasuk membantu proses pendaftaran.
….serta aneka informasi lainnya.

Jika prospektus tidak tersedia di website atau tidak bisa didownload, Anda bisa memintanya untuk dikirim ke alamat atau email Anda. Tetapi sebaiknya hindari membeli produk reksadana yang tidak mencantumkan prospektus online. Ini soal kredibilitas. Perusahaan yang baik dan terpercaya seharusnya menyediakan informasi yang seluas-luasnya bukan?

Nah, setelah membaca semua informasi di prospektus, Anda sudah bisa dong menganilisa dikit-dikit. Mungkin belum terlalu sempurna tetapi setidaknya Anda sudah melangkah lumayanmaju dalam waktu singkat. Jika masih ingin menggali lebih dalam atau menambah referensi, Anda bisa mendiskusikannya dengan bank/agen penjual reksadana atau tim marketing manajer investasi (nomor teleponnya ada di prospektus atau halaman kontak website).

Sampai di level ini sebetulnya Anda sudah siap berinvestasi reksadana. Pertimbangan dan pengetahuan sudah cukup memadai untuk mengambil keputusan. Saran kami, jika memungkinkan jangan tumpuk semua investasi di satu produk reksadana. Namun jika Anda memang punya dana terbatas, membuka satu rekening dan mengisinya secara teratur sudah merupakan langkah besar untuk mempersiapkan masa depan sejahtera.

Selamat berinvestasi. Artikel ini dikirim oleh Howmoneyindonesia.com, sebuah wesbite pendidikan keuangan sederhana untuk keluarga. Di dalamnya terdapat beragam informasi termasuk aneka tips keuangan, tips berhemat, modus-modus penipuan bisnis investasi serta cara menghindarinya.

No comments:

Post a Comment